Results for Pendidikan

Perbedaan termometer raksa dan termometer alkohol terlengkap

December 07, 2015


Pada postingan kali ini hh akan membahas tentang perbedaan dari termometer raksa dan termometer alkohol
 
Ciri-ciri termometer raksa:
  • Raksa harganya mahal
  • Raksa berwarna mengkilap dan raksa tidak menempel di kaca/gelas sehingga termometernya mudah dibaca
  • Titik didih raksa 357'C, sehingga lebih baik digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi
  • Titik beku raksa hanya -39'C, sehingga tidak dapat mengukur suhu yang sangat rendah
  • Raksa termasuk zat berbahaya, sehingga berbahaya jika tabungnya pecah
  • Volum raksa berubah secara teratur ketika mengalami kenaikan suhu
  • Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga dapat menunjukkan suhu secara tepat dan cepat, Sifat pemuaiannya teratur sehingga dapat menunjukkan perubahan suhu secara teratur pula

Ciri-ciri termometer alkohol:
  • Alkohol lebih peka terhadap kenaikan suhu, sehingga perubahan volumenya bisa terlihat jelas ketika memuai
  • Alkohol lebih murah harganya dibanding raksa
  • Alkohol tidak berwarna dan menempel di kaca/gelas sehingga termometernya sulit dibaca
  • Titik didih alkohol hanya 78'C, sehingga tidak dapat mengukur suhu yang sangat tinggi
  • Titik beku alkohol -112'C, sehingga cocok untuk mengukur suhu yang sangat tinggi
  • Alkohol teliti, karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alkohol mengalami perubahan volum yg besar.
Perbedaan termometer raksa dan termometer alkohol terlengkap Perbedaan termometer raksa dan termometer alkohol terlengkap Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terlengkap

December 07, 2015
Pada kesempatan ini hh akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran sehingga bisa dipake rujukan kita sebagai pengajar agar bisa memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan model pembelajaran tersebut.
Kelebihan&Kekurangan Model Pembelajaran e-Learning
1.    Kelebihan e-learning

Kelebihannya yaitu peserta didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan karena menggunakan alat bantu seperti video, audio dan juga dapat menggunakan alat bantu seperti komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan komputer.

2.    Kekurangan e-learning

Guru banyak yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih
mengajar menggunakan metode ceramah serta belum terampil menggunakan fasilitas seperti video dan komputer.



Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning

Kelebihan pembelajaran kooperatif dilihat dari aspek siswa, adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok (Cilibert-Macmilan, 1993). Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning. siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl 1994). Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Selanjutnya menurut Sharan (1990), siswa yang belajar dengan mengunakan metode pembelajaran koperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan-santun, rneningkatkan motivasi siswa memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikran orang lain (Johnson, 1993).

Stahl et.al (1994), mengemukakan bahwa melalui model cooperative learning siswa dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Selanjutnya Zaltman et.al ( 1972) mengemukakan bahwa siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang akrab, yang terbentuk dikalangan siswa. ternyara sangat berpengaruh pada tingkah laku atau kegiatan masing-masing secara individual Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar menurut Menurut Santos (1983) dapat memberikan berbagai pengalaman.

Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik Selanjutnya Jarolimek & Parker (1993) mengarakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1) Saling ketergantungan yang positif; 2). Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu; 3) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan; 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; dan 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. (2) Kekurangan Cooperative Learning.

Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu;    2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai; 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasip..Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yaitu padamya kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu pelaksanaan tes yang terpusat seperti UN/UNAS sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan UN/UNAS.


Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Menurut Kunandar (2007:315), Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
  • Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
  • Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
  • Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
  • Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi.
  • Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama
  • Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
  • Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain kelebihan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.


 

Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
  • Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda
  • Menerapka bimbingan sesama teman
  • Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
  • Memperbaiki kehadiran
  • Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
  • Sikap apatis berkurang
  • Pemahaman materi lebih mendalam
  • Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
  • Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
  • Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.
Fasilitator juga dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara:
Pengelompokkan Homogen
Instruksi: Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para pe¬serta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di kelompok yang sama.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja.
  • Kelebihan: Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif yang ber-beda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.
  • Kelemahan: fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.

Pengelompokkan Hiterogen
Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk ber-sama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.
  • Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan, memberikan pe¬serta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.
  • Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi infor¬masi.


Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
  • Guru mudah menguasai kelas.
  • Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
  • Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
  • Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
  • Membuat siswa pasif
  • Mengandung unsur paksaan kepada siswa
  • Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
  • Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
  • Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
  • Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
  • Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
  • Mendorong siswa berpikir kritis.
  • Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
  • Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
  • Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
  • Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
  • Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
  • Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
  • Metode ini tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
  • Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
  • Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
  • Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)


Metode demontrasi ( Demonstration method )

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
  • Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
  • Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
  • Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
  • Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
  • Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
  • Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
  • Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
  • Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
  • Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Metode Discovery
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu:
  • Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu
  • Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer
  • Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan,
  • Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri
  • Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus,
  • Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan
  • Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya
  • Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak

Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
  • Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain
  • Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu
  • Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional
  • Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan
  • dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada
  • Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti

Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
  • Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
  • Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
  • Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
  • Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
  • Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
  • Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
  • Dapat menimbulkan verbalisme.


Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
  • Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
  • Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
  • Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
  • Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
  • Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
  • Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
  • Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
  • Biayanya cukup mahal.
  • Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
  • Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
  • Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
  • Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
  • Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
  • Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
  • Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
  • Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu sidang yang berusaha membahas / mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu dalam rangka mencari jalan memecahkannya atau mencari pedoman pelaksanaanya.
Kelebihan metode seminar
  • Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang diseminarkan
  • Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya
  • Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah
  • Terpupuknya kerja sama antar peserta
  • Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat
Kelemahan Metode Seminar
  • Memerlukan waktu yang lama
  • Peserta menjadi kurang aktif
  • Membutuhkan penataan ruang tersendiri

Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh pelajar (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran. Merka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas.
Kelebihan metode kerja kelompok
  • Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka
  • Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan kemampuan para siswa
  • Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih menggunakan ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah
  • Mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan berdiskusi
Kelemahan metode kerja kelompok
  • Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang
  • Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri-sendiri
  • Kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan daya guna mengajar yang berbeda pula

Metode Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
Kelebihan metode kerja lapangan
  • Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
  • Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun kekurangannya
Kelemahaan metode kerja lapangan
  • Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan penguasaan pengetahuan yang terbatas
  • Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah shingga guru perlu meninjau dan mepersiapkan terlebih dahulu
  • Tidak tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli

Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
  • Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
  • Guru menyajikan pelajaran.
  • Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  • Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
  • Memberi evaluasi.
  • Penutup.
Kelebihan:
  •  Seluruh siswa menjadi lebih siap.
  •  Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
  • Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
  • Membedakan siswa.

Metode Inquiry
Metode inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.

Kelebihan metode inquiry
  • Mendorong siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur, dan terbuka
  • Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
  • Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa
  • Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi belajar yang baru
  • Mendorong siswa untuk berffikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri
Kelemahan metode inquiry
  •  Siswa perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir memperoleh pengertian tentang konsep


Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.

Kelebihan metode simulasi
  • Dapat menyenangkan siswa
  • Menggalak guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa
  • Eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya
  • Mengurangi hal-hal yang verbalistik
  • Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
Kelemahan metode simulasi
  • Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset
  • Terlalu mahal biayanya
  • Banyak orang meragukan hasilnnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting
  • Menghendaki pengelompokan yang fleksibel
  • Menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa

Metode Problem Solving
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.

Kelebihan metode problem solving
  • Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para siswa merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri
  • Para siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang lain
  • Untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya
Kelemahan metode problem solving
  • Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan materi sering diabaikan
  • Metode ini sering kali menyulitkan mereka yang sungkan mengutarakan pendapat secara lisan

Metode TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangaka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
  • Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan
  • Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditempati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
  • Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisa nmngerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang diperolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
  • Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
  • Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

Kelebihan metode TGT (Teams Games Tournament)
  • Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi
  • Suasana belajar nyaman, menyenagkan dan kondusif
  • Tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusikecil
Kelemahan metode TGT (Teams Games Tournament)
  • Tidak efisien waktu
  • Hanya dilaksanakan pada luang waktu selasai UAS
  • Belajarnya kurang efektif karena hanya bersifat games

Metode Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

Kelebihan metode Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
  • Melatih siswa untuk berlatih menyelesaikan masalh dalam kehidupan sehari- hari
  • Merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi siswa
  • Suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal
Kekurangan metode Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
  • Sulitnya membentuk watak siswa dan pembiasaan tingkah laku

Metode Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutynya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
Kelebihan metode Problem Terbuka (OE, Open Ended)
  • Melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisas
  • Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam
Kekurangan metode Problem Terbuka (OE, Open Ended)
  • Terlalu mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping.
Langkah-langkah:
  • Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
  • Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
  • Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas.
  • Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
  • Guru membuat kesimpulan bersama.
  • Penutup.
Kelebihan:
  • Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
  • Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan:
  • Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.

Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
  • Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  • Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
  • Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  • Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  • Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
  • Kesimpulan guru.
  • Penutup.
Kelebihan:
  • Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
  • Setiap siswa mendapat peran.
  • Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
  • Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
  • Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Semoga postingan ini bermanfaat amin.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terlengkap Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terlengkap Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Bahan Ajar

December 07, 2015
Langkah terakhir dari pengembangan materi pembelajaran adalah penyusunan bahan ajar. Karena bahan ajar akan dimanfaatkan oleh siswa maka bahan ajar perlu dikemas sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat keterbacaannya tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan bahan ajar antara lain adalah gaya penulisan, alur pikir, ilustrasi yang tepat.

Gaya penulisan buku ajar SMP harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Jika siswa tidak dapat memahami struktur kalimat buku ajar bagaimana mungkin siswa dapat memahami konsep yang dipaparkan dalam buku?. Buku ajar yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa juga tidak akan mampu memotivasi siswa untuk membacanya. Termasuk dalam gaya penulisan ini adalah penggunaan kata-kata yang jelas dan mengena, pemanfaatan analogi yang tepat dan pemilihan kata-kata sederhana yang sesuai dengan dunia anak.

Pemaparan topik demi topik harus mengikuti logika yang dapat dicerna dengan mudah oleh anak-anak. Pemaparan dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana menuju yang lebih kompleks, dari berbagai informasi aktual yang dialami dalam kehidupan sehari-hari menuju konsep atau generalisasi dan aplikasinya. Untuk itu penulis perlu membayangkan apakah pemaparan yang telah dibuat akan dapat diikuti dengan baik andai dia adalah seorang siswa SMP. Namun untuk mendapatkan sebuah buku ajar yang baik penulis perlu mencobanya pada siswa sampel dan mendapatkan komentar mereka.

Ilustrasi baik itu berupa gambar nyata (foto) maupun gambar rekaan (sketsa) sangat penting dalam sebuah buku ajar. Pertama, pada usia SMP siswa masih menyukai gambar sebagaimana mereka menyukai cerita komik. Kedua, gambar seringkali dapat membantu anak memahami sesuatu yang abstrak. Sebuah prosedur kegiatan laboratorium yang sulit dipahami kadang dapat dijelaslan dengan sebuah gambar. Ketiga, sebagian siswa mempunyai tipe belajar visual dimana mereka mudah memahami jika permasalahan ditampilkan dalam bentuk gambar.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Bahan Ajar Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Bahan Ajar Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5

Contoh skenario pembelajaran materi listrik dinamis

December 07, 2015
1.  Kompetensi yang ingin dicapai:
Siswa dapat mendemonstrasikan pemahamannya bahwa sebuah rangkaian listrik memiliki komponen-komponen berupa sumber arus, kabel penghubung dan piranti listrik lain misalnya lampu, motor  atau pemanas. Rangkaian listrik dapat terjadi jika beberapa komponen di atas dalam keadaan terhubung.

2. Tahap pendahuluan.
Pada tahap ini guru berusaha untuk membuat pertanyaan-pertanyaan efektif dengan maksud agar siswa termotivasi untuk mempelajari sub pokok bahasan rangkaian sederhana dan siswa menggali pengalaman-pengalamannya untuk membangun konsep rangkaian listrik sederhana. Guru memulai dengan menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari dan beberapa manfaat praktis yang akan didapatkan.Selanjutnya pertanyaan efektif yang dapat dikemukaan oleh guru misalnya adalah mengenai lampu senter mengingat lampu senter merupakan perangkat yang banyak dimiliki oleh siswa. Pertanyaan guru adalah sebagai berikut.
“ Anak-anak, tentunya di rumah  kalian pernah memiliki atau mempergunakan lampu senter, nah jika lampu sentermu ternyata tidak menghasilkan cahaya hal-hal apakah yang mungkin terjadi pada lampu senter tersebut?
Jawaban-jawaban siswa yang dapat diperkirakan muncul antara lain adalah:
“ Batereinya habis “
“ Lampunya putus “
“ Senternya rusak”
Selain beberapa jawaban di atas mungkin akan muncul beberapa jawaban lain yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Berdasarkan beberapa hasil pengamatan, siswa umumnya dengan antusias menjawab pertanyaan guru. Hal ini karena jawaban terkait erat dengan  pengalaman mereka sehari-hari. Awalan pembelajaran semacam ini juga menghilangkan kesan bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit.
Guru hendaknya mencatat semua jawaban yang diutarakan oleh siswa baik jawaban yang “benar” maupun jawaban yang “salah”. Guru hendaknya juga memberikan respek positif bagi siswa yang berusaha untuk menjawab.
Akhirnya guru mengakhiri tahap pendahuluan dengan menjelaskan tahap berikutnya (Proses Sains).
“ Baiklah anak-anak, untuk membuktikan kebenaran jawaban-jawaban kalian di atas marilah kita lakukan percobaan. Kelas dibagi menjadi menjadi kelompok dan usahakan dalam waktu 30 menit kalian dapat membuktikan sebanyak mungkin jawaban yang kalian utarakan”

3.  Tahap Eksplorasi
Tahap proses sains adalah tahap pembelajaran di mana siswa ditantang untuk membuktikan “pengalaman-pengalaman” mereka sendiri dengan mempergunakan benda-benda kongkrit. Pada tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan masing-masing kelompok diberikan beberapa piranti percobaan. Alternatif piranti percobaan antara lain adalah:

Beberapa buah baterei bagus
Beberapa buah baterei rusak
Bola lampu yang masih baik
Bola lampu yang rusak
Beberapa kabel penghantar dengan ujung mulut buaya
Saklar pencet
Multimeter.

Jika memungkinkan dapat pula disediakan motor listrik, nikelin sebagai pemanas dan sebagainya.
Pada tahap ini siswa di berikan waktu untuk melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil pengamatan mereka. Siswa dapat melakukannya dengan bebas sesuai dengan kesukaannya. Pada tahap ini guru dapat memberikan pengarahan jika diminta oleh siswa, namun sebaiknya siswa berkreasi sendiri (Guru harus memiliki persiapan yang matang terhadap semua kemungkinan percobaan yang dapat terjadi).
Setelah siswa menyelesaikan kegiatannya guru dapat meminta seluruh siswa untuk melaporkan hasil pengamatannya dan membuat kesimpulan sementara tentang syarat-syarat agar dapat terjadi aliran listrik pada sebuah rangkaian yang ditandai dengan bekerjanya beban seperti menyalanya lampu atau berputarnya motor. Tugas pribadi ini dimaksudkan agar proses sains tidak hanya terjadi pada beberapa orang tertentu saja.

4. Tahap KonsolidasiPada tahap ini guru dapat langsung mengajak siswa untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan kesimpulan yang dihasilkan. Cara lain adalah guru dapat mengarahkan agar siswa melakukan diskusi kelompok untuk menghasilkan kesepakatan hasil pengamatan dan kesimpulan kelompok. Hasil kelompok inilah yang akan di floorkan di kelas. Pada tahap ini guru harus memperhatikan hasil kegiatan seluruh kelompok. Beberapa kelompok terkadang melakukan kegiatan yang menghasilkan biasan terhadap konsep yang benar. Karena itu sebaiknya set percobaan tidak di bongkar terlebih dahulu sebelum diambil kesimpulan secara besama-sama. Jika sebuah kelompok menghasilkan kesimpulan yang bias guru dapat mencermati kembali kegiatan siswa.

5. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat konseptual untuk menguji apakah siswa telah benar-benar memahami konsep dasar yang diinginkan. Pada bagian ini guru juga dapat menambal sulam proses sains yang lepas dari pengamatan siswa. Misalnya guru dapat menanyakan:
“ Apa yang terjadi jika pada rangkaian listrik sederhana yang tersusun dari baterei, lampu dan kabel polaritas baterei di balik?”
“ Apa yang terjadi jika pada sebuah rangkaian listrik sederhana terdapat dua buah baterei yang saling berlawanan arahnya?”
“Apa yang terjadi jika antara ujung-jung bola lampu dipasang sebuah kabel?”.
Contoh skenario pembelajaran materi listrik dinamis Contoh skenario pembelajaran materi listrik dinamis Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5

Mengembangkan Konsep Esensial Menjadi Skenario Pembelajaran

December 07, 2015
Setelah konsep-konsep esensial dipilih langkah berikutnya adalah pengembangan silabus. Namun karena silabus dikembangkan dalam materi tersendiri maka dalam bahan pelatihan ini tidak dibahas. Silabus inilah yang nantinya dikembangkan menjadi bahan pembelajaran yang salah satu luarannya berupa pengembangkan skenario pembelajaran.

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengembangkan silabus menjadi skenario pembelajaran adalah mengumpulkan bahan-bahan acuan. Bahan acuan bisa berupa berbagai buku teks tentang sains, buku eksperimen atau kumpulan aktivitas siswa, ensiklopedi, multimedia  dan bahan penunjang seperti majalah, koran atau hasil penelusuran di internet. Masing-masing bahan acuan akan saling melengkapi sehingga skenario menjadi lebih baik.

Buku teks tentang sains diperlukan karena didalamnya terdapat ulasan yang mendetail tentang materi pokok yang akan dibahas. Pilihlah buku teks terbaru karena buku-buku baru memuat informasi-informasi yang up to date. Jika mungkin disediakan beberapa buku teks karena masing-masing buku biasanya memiliki kelebihan tersendiri. Jika tersedia beberapa buku dapat dijadikan perbandingan supaya konsep-konsep yang dikembangkan dalam materi pelajaran diyakini kebenarannya.

Buku eksperimen adalah buku yang berisi berbagai aktivitas atau percobaan laboratorium yang dapat dilakukan oleh siswa. Kegiatan laboratorium dapat secara langsung digunakan jika tersedia bahan-bahan yang dibutuhkan. Kegiatan laboratorium dapat pula dimodifikasi dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Jika perlu kegiatan laboratorium dapat pula dicari di internet.
Ensiklopedi, multimedia, majalah dan koran diperlukan karena didalamnya dapat ditemukan fakta-fakta dan aplikasi konsep yang sangat berguna untuk menyusun materi pembelajaran. Dalam ensiklopedi biasanya fakta, konsep dan generalisasi dituliskan secara populer dan dipergunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena alam sehingga sangat berguna untuk memperkaya materi pembelajaran.

Setelah bahan-bahan referensi terkumpulkan skenario pembelajaran dapat mulai disusun. Pada dasarnya bagian dari skenario pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari pendahuluan, eksplorasi, Konsolidasi, aplikasi dan evaluasi. Langkah-langkah skenario pembelajaran dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini.

Bagian pendahuluan fungsinya adalah untuk menggali pengalaman-pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari (fakta-fakta) yang terkait dengan konsep atau generalisasi yang akan dijelaskan. Untuk menggali informasi faktual ini dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya untuk membangun konsep gaya kepada siswa dapat ditanyakan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan sebuah benda bergerak. Bagian pendahuluan diharapkan dapat mengarahkan siswa pada tema aktivitas laboratorium untuk memjawab berbagai pertanyaan yang terkait dengan konsep yang akan dibangun.

Bagian eksplorasi adalah bagian dari pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali informasi melalui serangkaian proses ilmiah berupa eksperimen atau kegiatan laboratorium. Pada bagian ini siswa diharapkan melakukan berbagai ketrampilan proses sains. Sedangkan bagian konsolidasi adalah bagian pembelajaran yang memberikan waktu kepada siswa untuk membangun konsep melalui kegiatan diskusi tentang hasil-hasil eksperimennya. Guru berperan untuk mengarahkan agar diskusi berhasil membangun konsep yang diinginkan.

Bagian berikutnya adalah aplikasi konsep atau generalisasi yang telah dikembangkan. Pada bagian ini dapat didiskusikan berbagai fenomena alam sehari-hari dengan memanfaatkan konsep atau generalisasi yang telah dikembangkan. Perhitungan matematis mungkin menjadi bagian dari aplikasi ini namun perlu diingat bahwa jangan sampai siswa terjebak dalam masalah matematis saja. Matematika dan kalkulator dalam hal ini hanya berfungsi sebagai alat saja. Pada bagian aplikasi perlu pula ditekankan prediksi tentang hal-hal yang mungkin terjadi jika informasi-informasi awal telah diketahui. Penjelasan tentang fenomena alam atau prediksi juga dapat dipertanyakan kepada siswa untuk mengevaluasi sejauhmana konsep atau generalisasi telah dipahami.

Terkait dengan kompetensi lintas kurikulum setiap konsep dan generalisai yang dikembangkan seyogyanya dikaitkan dengan Kebesaran Tuhan, lingkungan serta kultur masyarakat. Sebagai contoh ketika membahas topik kecepatan siswa dapat diajak berdiskusi/memikirkan apakah perlu jalan bebas hambatan diberi batasan kecepatan maksimal, bagaimana pendapat mereka tentang pelanggaran terhadap batas kecepatan, apakah memakai sabuk pengaman sebaiknya diwajibkan atau tidak dan sebagainya.
Mengembangkan Konsep Esensial Menjadi Skenario Pembelajaran Mengembangkan Konsep Esensial Menjadi Skenario Pembelajaran Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5

Menganalisis dan Memilih Konsep Esensial

December 07, 2015
Di dalam standar kompetensi mata pelajaran sains SMP Kurikulum 2004 terdapat kompetensi dasar dan indikator ketercapaian kompetensi dasar dan materi pokoknya. Kompetensi dasar, indikator ketercapaian kompetensi dan materi pokok ini merupakan  acuan pengembangan bahan pembelajaran. Analisis konsep adalah langkah untuk menjabarkan materi pokok menjadi konsep-konsep penyusunnya, sementara pemilihan konsep esensial adalah proses pemilihan beberapa konsep utama untuk dikembangkan menjadi bahan pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi yang akan dicapai dan indikator ketercapaian kompetensi.
Analisis konsep esensial adalah langkah untuk menjabarkan materi pokok menjadi komponen-komponen generalisasi atau konsep esensial penyusunnya. Dari generalisasi dan konsep esensial ini dapat dikembangkan bahan pembelajaran yang efektif dan efisien. Langkah analisis konsep dapat dtunjukkan pada gambar di bawah ini.


Terlihat bahwa sebuah materi pokok tersusun atas beberapa generalisasi. Sementara sebuah generalisasi menghubungkan dua atau lebih konsep. Konsep-konsep yang membentuk generalisasi ini seringkali masih memiliki peluang untuk dijabarkan menjadi beberapa konsep yang lain.

Dalam pengembangan bahan pembelajaran, tidak semua konsep yang telah dijabarkan dalam analisis konsep esensial dijadikan bahan pembalajaran. Kita perlu memilih konsep-konsep esensial dari materi pokok yang dimaksud. Salah satu pertimbangannya adalah dengan melihat apakah konsep-konsep tersebut terdapat dalam indikator. Dengan demikian bahan pembelajaran diharapkan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Dalam gambar di atas dapat diamati bahwa materi pokok Hukum Newton tersusun dari generalisasi berupa Hukum I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton. Masing-masing generalisasi ini menghubungkan beberapa konsep diantaranya konsep gaya. Konsep gaya sebenarnya dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa konsep yang lain, namun karena banyaknya konsep yang dapat dijabarkan dari konsep gaya maka penjabarannya ditunjukkan pada gambar berikut ini.


Dari penjabaran di atas dapatlah disimpulkan konsep-konsep yang esensial adalah konsep gaya, resultan gaya, gaya berat, gaya normal dan gaya gesekan. Konsep-konsep esensial inilah yang dapat dipilih untuk mengembangkan bahan pembelajaran dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Jika ditelaah dengan baik maka terlihat bahwa konsep-konsep tersebut telah memenuhi indikator ketercapaian kompetensi dasar Kurikulum 2004. Konsep-konsep yang lain dapat dikembangkan menjadi bahan pengayaan bagi siswa yang berkemampuan lebih.


Menganalisis dan Memilih Konsep Esensial Menganalisis dan Memilih Konsep Esensial Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5

Kedudukan Konsep dalam Keteraturan Sains.

December 07, 2015
Salah satu tujuan dari pembelajaran sains adalah untuk membantu agar siswa dapat menguasai pengetahuan tentang keteraturan sains dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi sains. Dengan menguasai fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi ini diharapkan siswa mampu memahami fenomena alam yang ada di sekitarnya. Dengan penguasaan keteraturan sains, siswa diharapkan pula untuk dapat melakukan pengontrolan agar terhindar dari gejala alam yang merugikan dan memanfaatkan gejala alam untuk kepentingan kehidupan. Penguasaan terhadap keteraturan sains juga dapat menimbulkan kemampuan memprediksi gejala alam.
Fakta sebagai bagian mendasar dari sains

Dasar dari semua pengetahuan adalah informasi nyata seperti pemberian label, penggambaran sederhana atau kejadian-kejadian yang disebut dengan fakta. Hasil pengamatan siswa bahwa ‘ burung merpati lebih besar dari burung pipit ‘, ‘kaki ayam lebih panjang dari kaki merpati’ adalah beberapa informasi faktual yang mudah didapatkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula dengan pernyataan siswa bahwa ‘dorongan atau tarikan dapat menyebabkan benda bergerak’ ketika sedang bermain. Informasi faktual semacam ini sangat diperlukan untuk memahami keteratuan sains yang lebih umum seperti konsep dan generalisasi.
Fakta dapat diperoleh secara langsung dengan menggunakan panca indera kita sendiri maupun melalui pengalaman orang lain. Pada contoh-contoh di atas, fakta didapatkan oleh siswa dengan melibatkan pengalaman sensori secara langsung. Selain itu fakta juga dapat diperoleh melalui pengalaman sensori orang lain. Sebagai contoh meskipun tidak mengamati sendiri kita mendengar bahwa suhu di pusat matahari adalah jutaan derajad celsius. Fakta semacam ini setiap hari kita kumpulkan ketika kita sedang membaca, menonton televisi, mendengarkan ceramah bahkan ketika bercakap-cakap dengan orang lain.

Fakta-fakta merupakan informasi yang sangat diperlukan untuk membentuk bagian utama keteraturan sains yang disebut konsep atau generalisasi. Tanpa adanya sejumlah fakta yang mencukupi sangat sulit bagi seorang siswa untuk melihat adanya keteraturan alam. Akhirnya konsep dan generalisasi itu hanya akan menjadi hafalan,  kurang memiliki makna dan kurang memiliki hubungan dengan pengalaman. Tanpa adanya pengalaman langsung yang cukup, akan sulit bagi siswa untuk memahami suatu konsep dengan baik.

Permasalahan lain yang dihadapi jika kita mengajarkan konsep tanpa adanya fakta-fakta yang cukup adalah kemungkinan terjadinya pandangan siswa yang salah tentang konsep yang dipelajarinya. Tanpa adanya informasi faktual yang cukup konsep mungkin dipahami hanya sebagai kumpulan kata-kata yang tanpa makna bukan sebagai upaya manusia untuk menemukan pola atau keteraturan alam. Hal ini juga dapat menimbulkan kesalahan siswa dalam memahami suatu konsep. Sebagai contoh, ketika siswa menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan besarnya gaya gesekan pada benda yang diam, sebagian siswa menjawab sebagai hasil kali koefisien gesek dengan gaya normal. Kesalahan semacam ini tentunya tidak perlu terjadi jika siswa pernah mengamati sendiri besarnya gaya gesek pada benda yang diam dalam suatu kegiatan laboratorium. Kejadian semacam ini dapat terjadi akibat konsep gaya gesekan hanya dijelaskan oleh guru tanpa informasi faktual yang cukup yang dimiliki oleh siswa.


Konsep: Keteraturan dalam bentuk kategori

Konsep adalah gagasan atau abstraksi yang dibentuk untuk menyederhanakan lingkungan di sekitar kita. Konsep dibentuk dengan menggolongkan hasil-hasil pengamatan dalam suatu kategori tertentu. Penggolongan didasarkan pada kesamaan dan mengesampingkan perbedaan-perbedaan. Misalnya ‘burung’ adalah salah satu konsep. Konsep ini dibentuk atas dasar kesamaan misalnya bisa terbang, mempunyai sayap, dan mempunyai paruh. Memfokuskan pada persamaan yang ada, perbedaan panjang kaki, ukuran, warna dan bentuk ekor misalnya diabaikan.

Konsep disebut sebagai abstraksi karena konsep menyatakan proses abstraksi (penggambaran) pada berbagai pengalaman aktual kita. Konsep tersusun sebagai penggambaran mental atas pengalaman yang kita amati. Didasari berbagai fakta konsep memiliki kedudukan di atas fakta-fakta tersebut.
Ada beberapa cara untuk membedakan konsep dengan fakta. Jika fakta dapat diperoleh hanya dengan pengamatan, konsep tidak dapat diperoleh hanya dengan pengamatan seperti melihat, mendengar atau merasa. Berbagai pengamatan harus dilakukan untuk mendapatkan kategori-kategori dan berdasar kategori inilah konsep dapat dibentuk. Dalam sebuah konsep juga terdapat kesimpulan atas hasil-hasil pengamatan berdasarkan pola-pola tertentu. Sebagai contoh dari berbagai pengamatan didapatkan fakta adanya benda-benda yang memiliki kategori padat pada suhu ruang, benghasilkan suara jika dipukul, dapat ditempa, mudah memindahkan panas yang akhirnya dapat dimunculkan konsep logam, meskipun beberapa jenis logam mungkin memiliki sifat yang berbeda

Kemampuan untuk membuat kesimpulan, kategori dan pola dalam bentuk konsep-konsep sangat penting untuk menyimpan berbagai informasi yang kita terima. Jika kita tidak mampu membentuk konsep maka akan banyak sekali hal-hal yang harus kita ingat. Sebagai contoh terdapat jutaan warna yang dapat dibedakan oleh mata, namun dengan adanya konsep kita dapat mengkategorikan dalam beberapa warna misalnya yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, hitam dan ungu. Demikian juga terdapat berbagai binatang yang dapat dengan mudah kita ingat sebagai bangsa reptil, burung serangga dan sebagainya.

Beberapa contoh konsep yang mungkin ditemukan dalam sains misalnya adalah konsep binatang, tumbuhan, bintang, energi, kelistrikan dan sebagainya. Perhatikanlah bahwa konsep-konsep tersebut merupakan abstraksi yang dapat digambarkan dalam beberapa ciri-ciri pokok. Pikirkan pula bahwa masing-masing konsep mengandung sejumlah informasi.


Generalisasi: Pola-Pola dalam Sains.

Generalisasi atau hukum atau prinsip adalah suatu cara menyimpulkan pengalaman-pengalaman aktual kita dengan cara menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain. Generalisasi seringkali lebih luas daripada konsep karena generalisasi mengandung muatan informasi yang lebih banyak dan lebih akurat. Sebagai contoh, generalisasi menghubungkan konsep suhu dengan konsep penguapan “semakin tinggi suhu, maka laju penguapan semakin tinggi”.  Jadi kedudukan generalisasi adalah diatas konsep.

Seringkali kita sulit membedakan antara generalisasi dengan fakta. Sebagai contoh pernyataan “ bulan purnama terjadi setiap 28 hari” adalah generalisasi bukan fakta. Karena pernyataan seperti itu tidak dapat diambil tanpa adanya pengamatan sebelum dan sesudah bulan purnama. Dalam hal ini terdapat konsep bulan purnama dan konsep waktu. Demikian pula dengan pernyataan “ kutub-kutub magnet yang sama saling tolak menolak” juga merupakan generalisasi. Pernyataan ini menghubungkan konsep tentang kutub magnet dengan konsep gaya tarik magnetik. Hubungan antara fakta-fakta, konsep-konsep dengan generalisasi juga dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini.

Karena generalisasi mengandung beberapa konsep dan fakta maka generalisasi memungkinkan kita memprediksi kejadian-kejadian. Hal ini sangat penting dalam pendidikan sains karena kita tidak hanya berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan siswa sekarang tetapi apa pula yang dapat dilakukannya pada kehidupannya di masa mendatang. Dengan memahami hubungan antara kecepatan, gaya dan impuls kita dapat meramalkan seberapa besar gaya yang akan diterima jika seseorang yang mengendarai mobil dengan kecepatan 100 km tiba-tiba terhenti karena menabrak pohon. Generalisasi tentang benda-benda langit dapat meramalkan kapan terjadinya gerhana matahari total, komet atau bahkan habisnya energi matahari.

Pemahaman terhadap generalisasi sains juga memungkinkan untuk mengontrol alam sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Misalnya pada kasus terjadinya kecelakaan mobil, resiko yang fatal  dapat diperkecil dengan menggunakan sabuk pengaman dan kantong udara (Air Bag). Berbagai bentuk teknologi yang lain adalah hasil pengontrolan terhadap kondisi alam karena manusia telah berusaha memahami keteraturan alamnya. Namun demikian masih sangat banyak misteri alam yang belum dipahami sepenuhnya oleh manusia. Perlu ditekankan bahwa perjuangan manusia untuk menemukan keteraturan-keteraturan alam yang lain masih senantiasa dilakukan.
Kedudukan Konsep dalam Keteraturan Sains. Kedudukan Konsep dalam Keteraturan Sains. Reviewed by Ifta on December 07, 2015 Rating: 5
Powered by Blogger.